Edukasi SHBK (selftesting HIV berbasis Komunitas)

Salah satu hambatan utama untuk meningkatkan cakupan tes HIV adalah desentralisasi tes HIV termasuk didalamnya jarak yang jauh, kekhawatiran tentang kurangnya kerahasiaan dan privasi, dan biaya yang dikeluarkan sendiri oleh si pasien. Beberapa model pendekatan  tes HIV saat ini sedang dikembangkan untuk meminimalkan hambatan fisik dan psiko-sosial agar populasi kunci dapat terujuk kelayanan tes HIV, misalnya pengujian (tes cepat) di fasilitas kesehatan, penggunaan klinik keliling, optimalisasi "klinik komunitas" (yaitu, klinik swasta) yang menyediakan layanan tes HIV, dan yang baru diujicobakan sekarang ini adalah Skrining HIV  Mandiri yang didampingi oleh komunitas. 

Dengan pendekatan Skrining HIV  Berbasis Komunitas (disingkat SHBK)  tersebut diharapkan  mereka yang sebelumnya belum bersedia mengunjungi fasilitas layanan Kesehatan, dapat melakukan reservasi kit untuk pemeriksaan HIV secara mandiri hanya dengan menggunakan cairan gusi. Setelah mengetahui hasil Skriningnya dan jika  poistif maka pasien tersebut sangat disarankan untuk melakukab pengujian tes diagnostik HIV  di fasilitas layanan terdekat (untuk konfirmasi lanjutan).